Mergers and Acquisition (M&A): Pengertian dan Jenisnya

Mergers and Acquisition (M&A): Pengertian dan Jenisnya

Mergers and Acquisition (M&A) adalah suatu bentuk konsolidasi perusahaan atau aset bisnis utama melalui transaksi keuangan antar perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai dan pertumbuhan bisnis.

M&A merupakan salah satu strategi korporasi dalam mengembangkan usahanya melalui penggabungan atau akuisisi dengan perusahaan lain, sehingga dapat memperluas pangsa pasar, meningkatkan efisiensi operasional, dan mengurangi persaingan di pasar.

Apa Itu Merger and Acquisition?

Istilah Mergers and Acquisition sering digunakan secara bergantian, namun memiliki arti yang sedikit berbeda. Ketika satu perusahaan mengambil alih perusahaan yang lain dan menetapkan dirinya sebagai pemilik baru, pembelian itu disebut akuisisi.

Di sisi lain, merger juga dapat digambarkan sebagai dua perusahaan, dengan ukuran yang kira-kira sama, yang bergabung untuk bergerak maju sebagai satu entitas baru. Tindakan ini dikenal sebagai merger setara.

Contoh kasus baik, salah satunya adalah Daimler-Benz dan Chrysler nama itu tidak ada lagi ketika kedua perusahaan bergabung, dan melahirkan sebuah perusahaan baru, bernama Daimler Chrysler. Saham kedua perusahaan tersebut diserahkan, dan kemudian saham perusahaan baru dikeluarkan sebagai gantinya.[1]

Dalam pembaharuan merek, perusahaan mengalami perubahan nama dan ticker lain menjadi Mercedes-Benz Group AG (MBG) pada februari 2022. Kesepakatan pembelian dapat disebut merger ketika kedua CEO sepakat untuk bergabung bersama demi kepentingan terbaik kedua perusahaan mereka.[1]

Kesepakatan pengambilalihan yang tidak bersahabat atau bermusuhan, di mana perusahaan target tidak ingin dibeli, akan dianggap sebagai bentuk akuisisi. Sebuah kesepakatan dapat diklasifikasikan sebagai merger atau akuisisi berdasarkan apakah akuisisi tersebut bersahabat atau tidak bersahabat dan bagaimana hal itu diumumkan.

Dengan begitu, perbedaannya terletak pada bagaimana sebuah kesepakatan dikomunikasikan kepada dewan direksi, karyawan, dan pemegang saham perusahaan target.

Jenis Mergers and Acquisition?

Berikut ini adalah beberapa transaksi umum yang termasuk dalam payung Mergers and Acquisition:

1. Mergers

Dalam melakukan merger, dewan direksi untuk dua perusahaan menyetujui kombinasi tersebut dan meminta persetujuan pemegang saham. Contohnya, BRI Syariah, bersama PT Bank Mandiri Syariah dan PT Bank BNI Syariah. Dengan merger, aset ketiga bank syariah tersebut melesat tajam.[2]

Sebagai informasi, hingga Agustus 2020, Bank Syariah Mandiri mencatatkan aset Rp 112,1 triliun, BNI Syariah Rp 49,97 triliun, dan BRI Syariah Rp 51,8 triliun. Alasan penggabungan ini karena pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ingin memiliki bank syariah terbesar agar dapat menampung pasar yang begitu besar dengan jumlah penduduk muslim terbesar.[2]

2. Acquisition

Akuisisi secara sederhana, perusahaan yang mengakuisisi memperoleh saham mayoritas di perusahaan yang diakuisisi, tetapi tidak mengubah nama atau mengubah struktur organisasinya. Contoh dari jenis transaksi ini adalah akuisisi John Hancock Financial Services oleh Manulife Financial Corporation tahun 2004, di mana kedua perusahaan mempertahankan nama dan struktur organisasi mereka.

3. Konsolidasi

Konsolidasi untuk menciptakan perusahaan baru dengan menggabungkan bisnis inti dan meninggalkan struktur perusahaan lama. Pemegang saham kedua perusahaan harus menyetujui konsolidasi, dan setelah persetujuan, menerima saham ekuitas biasa di perusahaan baru. Contohnya, pada Tahun 1998, perusahaan Citicorp dan Travelers Insurance Group mengumumkan konsolidasi, yang menghasilkan Citigroup.

Baca juga: Investment Banking: Pengertian dan Manfaatnya untuk Perusahaan

4. Tender Offers

Dalam penawaran tender, satu perusahaan menawarkan untuk membeli saham yang beredar dari perusahaan lain dengan harga tertentu daripada harga pasar. Perusahaan yang telah melakukan akuisisi melakukan komunikasi penawaran secara langsung kepada pemegang saham perusahaan lain, melalui manajemen dan dewan direksi.

Contohnya, pada tahun 2008, perusahaan Johnson & Johnson membuat penawaran tender untuk mengakuisisi Omrix Biopharmaceuticals seharga $438 juta. Perusahaan menyetujui penawaran tender dan kesepakatan diselesaikan pada akhir Desember 2008.

5. Acquisition of Assets

Dalam akuisisi aset, satu perusahaan secara langsung mengakuisisi aset perusahaan lain. Perusahaan yang asetnya diakuisisi harus mendapatkan persetujuan dari pemegang sahamnya. Pembelian aset adalah tipikal perusahaan yang mengalami proses kebangkrutan, di mana perusahaan lain menawar berbagai aset dari perusahaan yang bangkrut, yang dilikuidasi pada saat transfer akhir aset ke perusahaan yang mengakuisisi.

6. Management Acquisition

Dalam akuisisi manajemen, juga dikenal sebagai Management-led Buyout (MBO), eksekutif perusahaan membeli saham pengendali di perusahaan lain, menjadikannya milik pribadi. Mantan eksekutif perusahaan ini sering bermitra dengan pemodal atau mantan pejabat perusahaan dalam upaya membantu mendanai transaksi.

Transaksi Mergers and Acquisition semacam itu biasanya dibiayai secara tidak proporsional dengan utang, dan mayoritas pemegang saham harus menyetujuinya. Contohnya, pada tahun 2013, Dell Corporation mengumumkan bahwa perusahaannya diakuisisi oleh pendirinya, Michael Dell.[1]

Penutup

Semoga artikel ini memberikan wawasan baru untuk Anda. Masih banyak lagi yang bisa dipelajari tentang Mergers and Acquisition (M&A) yang dapat meningkatkan pemahaman Anda mengenai dunia corporate finance.

Referensi:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *