Studi Kasus: Bagaimana Menangani Batasan Kontrol Manajemen yang Tidak Jelas

Studi Kasus: Bagaimana Menangani Batasan Kontrol Manajemen yang Tidak Jelas

Ketika menjalankan sebuah bisnis atau usaha, Anda perlu memperhatikan batasan kontrol manajemen. Pengendalian manajemen itu sendiri dideskripsikan sebagai fungsi yang ditujukan untuk mencapai suatu tujuan atau rencana yang sudah ditetapkan.

Dalam prosesnya, dilansir dari The Business Professor, “mengontrol tidak boleh dianggap sebagai hal yang negatif terhadap nilai, sikap, kepribadian, atau emosi individu. Sebaliknya, manajer justru bisa membuat kegiatan karyawan menjadi konsisten dengan pencapaian tujuan organisasi”.[1]

Apa Saja Batasan Kontrol Manajemen?

Kontrol manajemen sangatlah penting untuk menunjang keberlangsungan sebuah bisnis. Mengutip dari Marketing91, “Baik individu maupun tim dalam entitas bisnis diwajibkan untuk melakukan aktivitas tertentu dan menghindari semua larangan, sehingga mereka bisa mencapai target yang sudah ditentukan”.[2]

Berikut beberapa batasan atau komponen dalam kontrol manajemen yang mengacu pada pembahasan dari laman Indeed.[3]

1. Deskripsi Kerja yang Jelas dan Sesuai

Semakin maju sebuah bisnis atau perusahaan, maka semakin besar juga adanya kemungkinan kerja dan tanggung jawab yang berbeda. Maka dari itu, manajer perlu mengerti dan menguasai apa saja yang sedang dikerjakan oleh setiap departemen, sehingga setiap atasan atau manajer bisa mengatur dan bertanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama.

2. Kontrol Birokrasi

Kontrol birokrasi bisa difungsikan sebagai pedoman aturan operasional bisnis untuk meningkatkan efisiensi kerja dan memelihara organisasi. Mengendalikan birokrasi dalam sebuah perusahaan sangat penting untuk dilakukan guna memperjelas hak dan kewajiban setiap pekerja.

3. Kontrol Keuangan

Kontrol keuangan merupakan target yang ditetapkan sebuah bisnis sangat dibutuhkan untuk kegiatan pengembangan dan profitabilitas. Dalam sistem kontrol manajemen perusahaan, manajer harus memantau secara detail terkait keuangan yang digunakan. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyesuaian yang dibutuhkan agar tetap selaras dengan tujuan bisnis.

Baca juga: Menjaga Keberlangsungan Bisnis Keluarga: Tips dan Strategi Suksesi Generasi Berikutnya

4. Quality Control

Quality control dapat membantu dan memastikan layanan bisnis atau produk supaya sesuai dengan standar suatu perusahaan.
Dengan melakukan quality control dengan ketat, proses produksi bisa berjalan lebih baik, angka penjualan meningkat, perusahaan lebih optimal dalam menggunakan sumber dayanya, sehingga berdampak pada meningkatkan kepuasan customer.

5. Kontrol Normatif

Kontrol normatif merupakan pola berbasis perilaku yang bertujuan untuk memberlakukan sikap atau norma yang perlu dipatuhi oleh seluruh pegawai di perusahaan agar tujuan perusahaan bisa tercapai. Sebagian dari Anda mungkin tidak membahas aspek perilaku atau norma di tempat kerja secara tertulis, namun Anda bisa mendorong kebiasaan tertentu yang bersifat baik dan bisa menimbulkan kenyamanan.

Kontrol normatif ada dua jenis, yang pertama yaitu norma tim, biasanya norma ini digunakan oleh setiap divisi perusahaan untuk mencapai tujuan yang lebih spesifik. Kontrol normatif yang kedua yaitu norma budaya organisasi, norma ini bisa mendefinisikan budaya sebuah perusahaan yang mencerminkan pernyataan dari misi atau tujuan perusahaan itu sendiri.

Contoh Studi Kasus Batasan Kontrol Manajemen

Berdasarkan contoh studi kasus dari jurnal yang berjudul “Peran Perilaku pada Sistem Pengendalian Manajemen (Studi Kasus pada Bank di Ungaran)”, oleh Jaluanto Sunu Punjul Tyoso dan Claudia Raynera, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Semarang.[4]

Penulis sudah melakukan penelitian tentang aspek perilaku karyawan dalam sistem pengendalian manajemen di Bank Ungaran. Hasilnya adalah sebagian besar karyawan sudah melakukan pekerjaan dan berperilaku sesuai ketentuan atau SOP.

Namun ternyata masih ditemui karyawan yang berperilaku kurang baik atau tidak patuh terhadap beberapa peraturan yang berlaku. Berdasarkan data, sebesar 19% karyawan pernah melanggar SOP perusahaan. Dalam hal pengendalian manajemen, pihak bank sudah melakukan kontrol normatif dan akan memberikan teguran serta sanksi terhadap perilaku karyawan tersebut.

Karena jika tidak ada kontrol normatif, maka perilaku negatif karyawan tersebut bisa berpengaruh pada nilai dan keuntungan perusahaan. Untuk mencegah perilaku tersebut, pihak manajemen bank akan melakukan sosialisasi dan training agar bisa memberikan pemahaman lebih terhadap karyawan terkait SOP dan norma yang berlaku di perusahaan.

Lalu, bagaimana jika kontrol manajemennya tidak jelas? Anda perlu melakukan hal-hal berikut:

  • Meninjau proses bisnis perusahaan.
  • Mengevaluasi struktur organisasi.
  • Meninjau sarana dan prasarana.
  • Mempertimbangkan keefektifan sistem pengendalian manajemen yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Demikianlah informasi terkait batasan kontrol manajemen dan contoh studi kasusnya. Semoga bermanfaat!

For any inquiries regarding your company's need

Call us at (021) 29333747
Email your enquiry to executive.assistant@fidelitas.co.id
or Register for your inquiries below:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *