Internal Rate of Return (IRR): Pengertian dan Contohnya

Internal Rate of Return (IRR): Pengertian dan Contohnya

Ketika investor ingin berinvestasi pada suatu bisnis, salah satu yang perlu dipertimbangkan adalah tingkat balik modal. Oleh karena itu, Internal Rate of Return (IRR) sangat penting dipelajari untuk memudahkan mengatur perhitungan tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan.

Tingkat pengembalian internal merupakan salah satu metode analisis keuangan. Dengan perhitungan IRR, Anda mampu memperkirakan pertumbuhan investasi dari waktu ke waktu.

Pengertian Internal Rate of Return (IRR)

Aspek keuangan menjadi sangat penting ketika menjalankan bisnis, bahkan jika sudah berbentuk perusahaan besar yang berbadan hukum. Berbagai metrik atau rasio digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan tahunan, salah satunya melalui IRR.

Dikutip dari Investopedia, “The internal rate of return (IRR) is a metric used in financial analysis to estimate the profitability of potential investments.”[1] Dalam arti lain, tingkat pengembalian internal (IRR) adalah metrik yang digunakan dalam analisis keuangan untuk memperkirakan profitabilitas dalam berinvestasi.

Perhitungan IRR akan memberikan gambaran informasi untuk mengetahui nilai investasi. Selain itu, IRR juga dapat menganalisis penggunaan modal dan membandingkannya dengan pengembalian tahunan dari investasi. Secara umum, semakin tinggi nilai IRR, maka investasi semakin layak untuk dilakukan. Maka, tak heran jika investor cenderung berinvestasi pada IRR dengan nilai tertinggi lantaran dianggap yang terbaik.

Cara Menghitung Internal Rate of Return (IRR)

Jika dihitung secara manual, rumus IRR memang terlihat rumit. Beruntungnya kini telah tersedia aplikasi pendukung yaitu Ms. Excel yang membantu perhitungan. Melalui Excel, Anda hanya perlu melakukan input komponen akun yang dibutuhkan kemudian menghitung IRR sesuai panduan.

Pertama, Internal Rate of Return (IRR) mengharuskan Anda untuk memasukkan jumlah investasi awal. Selanjutnya, Anda perlu input arus kas negatif dan positif untuk tahun-tahun berikutnya. Di samping itu, Anda juga perlu mengetahui tingkat bunga pada tahun terkait.

Di samping itu, Anda juga perlu mengetahui tingkat bunga pada tahun terkait. Komponen ini penting karena menentukan perhitungan NPV. Sebab, IRR merupakan tingkat bunga yang menunjukkan nilai bersih sekarang (NPV) sama dengan jumlah seluruh investasi usaha.[2] Setelah komponennya lengkap, perhitungan IRR dapat dilakukan. Berikut contoh perhitungannya.

Discount Rate 12,50%
Time Cash Flow
0 -Rp 725.000.000
1 Rp 120.000.000
2 Rp 132.000.000
3 Rp 145.200.000
4 Rp 159.720.000
5 Rp 175.692.000
NPV Rp510.150.551,85
Rp 214.849.448
IRR 0,33%
INVESTASI DITOLAK

Pada contoh tersebut terlihat bahwa proyeksi jumlah investasi awal sebesar 725 juta. Angka tersebut dicatat negatif sesuai dasar keuangan yang berlaku. Sementara itu, arus kas diproyeksikan meningkat 12% dari tahun sebelumnya sehingga diperoleh nilai-nilai tersebut. Untuk menentukan IRR, Anda cukup memasukkan rumus = IRR (cash flow mulai tahun ke-nol hingga tahun kelima). Hasilnya akan muncul dalam bentuk persentase.[3]

Sebenarnya untuk menentukan kelayakan investasi, metrik NPV juga dapat digunakan. NPV dihitung dengan memanfaatkan komponen tingkat bunga dan arus kas tahun pertama hingga tahun kelima. Lalu, apa makna persentase angka IRR?

Jika IRR dan NPV bernilai positif, berarti investasi layak dipertimbangkan. Namun pada contoh di atas, meskipun IRR menunjukkan hasil positif, jika diperhatikan nilainya lebih rendah dari tingkat bunga. Itu sebabnya mengapa investasi dianggap tidak layak sehingga investasinya ditolak.

Baca juga: Cash Flow Statement vs Income Statement: Apa Perbedaannya?

Kelemahan Matriks Internal Rate of Return (IRR)

Tingkat pengembalian internal (IRR) tidak hanya memiliki keuntungan, tetapi juga memiliki kelemahan, yaitu bisa menyebabkan pengukuran yang salah. Misalnya ketika mengukur saham IPO. Bisa jadi hasilnya menunjukkan nilai yang besar tetapi tidak akurat karena volatilitas pasar. Kelemahan lainnya, IRR tidak dapat digunakan untuk menentukan kualitas investasi. Anda tidak dapat melihat data akurat untuk arus kas.

Meskipun dapat membantu membandingkan investasi, masih banyak faktor lain yang menentukan kelayakan investasi. Adapun kisaran standar Internal Rate of Return (IRR) berada di antara 5-20%. Namun, IRR juga harus bergantung pada seberapa konservatif seorang investor. Dengan memahami IRR, tentu akan membantu Anda membuat keputusan investasi yang lebih baik.[4]

Untuk memahami matriks dalam berinvestasi, Anda bisa menggunakan bantuan praktisi keuangan supaya tidak salah dalam menentukan nominal investasi ke bidang yang akan disalurkan dana. Dengan begitu, Anda tidak akan mengalami kerugian yang besar dalam berinvestasi.

Referensi:
3. ^ Corporate Finance Institute. "Internal Rate of Return (IRR)".

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *