Capital Structure: Pengertian, Penerapan, dan Manfaatnya dalam Dunia Usaha

Capital Structure: Pengertian, Penerapan, dan Manfaatnya dalam Dunia Usaha

Apa itu capital structure? Ini adalah penyusunan komposisi modal dalam sebuah perusahaan guna mencapai keseimbangan dan meminimalisir resiko fatal bagi sebuah perusahaan. Pada praktiknya, penyusunan modal tersebut harus terdiri dari dua entitas, yaitu utang dan ekuitas.

Capital structure sendiri berarti struktur modal atau skema pendanaan yang dirancang oleh sebuah perusahaan untuk menyokong aktivitas jangka panjang. Skema pendanaan ini harus dibuat secara optimal dengan merinci sumber pendanaan modal yang diperoleh.

Apa Itu Capital Structure dan Bagaimana Penerapannya?

Secara lebih rinci yang Anda dapat pahami dalam sebuah perusahaan, capital structure adalah upaya perusahaan untuk melakukan pendanaan pada aktivitas bisnis perusahaan jangka panjang, baik bersumber dari utang maupun modal sendiri.

Desain struktur modal tersebut harus dibuat secara optimal, yakni mengkombinasi kedua sumber tersebut secara seimbang. Struktur modal yang optimal adalah skema pendanaan yang paling efisien karena bisa menekan WACC (biaya modal rata-rata tertimbang).

WACC yang rendah berpotensi meningkatkan profitabilitas, sehingga menjadi acuan investor untuk menghitung return ekspektasi terhadap suatu perusahaan tersebut. Dengan kata lain, WACC yang rendah menjadi magnet tersendiri bagi para investor untuk berinvestasi.[1]

Apa Keuntungan lain Weighted Average Cost of Capital (WACC)

Selain sebagai magnet bagi investor, WACC juga memiliki fungsi penting untuk internal perusahaan tersebut. Berikut ini fungsi lain dari WACC bagi perusahaan yang menerapkan struktur modal secara optimal:

  • Menjadi acuan pertimbangan bagi manajemen untuk mengevaluasi apakah perusahaan perlu mendanai pembelian aset-aset baru dengan cara utang atau ekuitas dan membandingkan dua opsi biaya tersebut.
  • Pembiayaan aset baru dengan utang atau ekuitas dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap profitabilitas perusahaan dan harga saham secara keseluruhan.
  • Membantu menyeimbangkan harga saham, return ekspektasi investor dan total biaya pada pembelian aset.
  • Mengevaluasi apakah keputusan manajemen akan berakibat baik atau buruk pada perusahaan.
  • Menilai dengan cermat apakah suatu perusahaan layak untuk diberikan investasi atau sekedar pinjaman.[2]

Baca juga: Analisa Laporan Keuangan, Teknik dan Kegunaannya

Pengertian Debt to Equity dan Debt to Capital Serta Cara Menghitungnya

Setelah membahas apa itu capital structure atau struktur modal dalam sebuah perusahaan, ada banyak rasio dan indikator yang dapat Anda gunakan untuk mengukur stabilitas keuangan dalam sebuah perusahaan. Dua rasio paling umum yakni rasio utang terhadap modal (debt to capital) dan rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity).

Debt to Capital

Debt to capital adalah suatu indikator keuangan yang digunakan untuk mengukur penggunaan utang dalam keuangan perusahaan dengan membandingkan total utang dengan total ekuitas. Dalam memahami situasi keuangan perusahaan, debt to capital memainkan peran penting.

Dengan memahami debt to capital, Anda mampu memperhitungkan rasio beban utang perusahaan apakah masih dalam batas kadar risiko yang bisa diterima atau tidak. Metode perhitungan yang dipakai adalah debt to capital = Utang / Utang + Ekuitas Pemegang Saham.

Hutang berbunga perusahaan merupakan hutang jangka pendek dan jangka panjang. Total modal adalah penyebut bersama dan termasuk total utang dan semua ekuitas para pemegang saham. Semua informasi terkait wajib ada di neraca perusahaan.[3]

Debt to Equity

Debt to equity digunakan untuk membandingkan jumlah utang dan ekuitas perusahaan, serta menjaga agar keduanya seimbang. Indikator keuangan ini penting bagi perusahaan karena digunakan sebagai standar ukuran bagi investor.

Cara menghitung debt to equity adalah Debt to Equity Ratio = Total Utang : Ekuitas. Rumus tersebut hanya salah satu cara yang bisa Anda gunakan dalam menghitung debt to equity. Debt to equity membantu Anda menghindari ketimpangan dalam mengelola keuangan perusahaan.

Perbedaan utama antara keduanya adalah debt to equity hanya mencakup utang saja dalam pembilangnya sedangkan debt to capital mencakup utang dan ekuitas dalam pembilangnya. Namun, keduanya memiliki fungsi yang sama yaitu berperan dalam menghadirkan keuangan perusahaan yang sehat.[4]

Penutup

Jika telah memahami apa itu capital structure, Anda juga bisa berperan dalam menyeimbangkan bahkan menyehatkan keuangan perusahaan dengan turut berperan melakukan analisa dan mendesain laporan keuangan yang baik dan benar.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *