Siapakah Pemegang Perusahaan Keluarga Terbesar di Indonesia?

Siapakah Pemegang Perusahaan Keluarga Terbesar di Indonesia?

Saat ini, banyak orang tertarik terjun dalam dunia bisnis. Umumnya, perusahaan besar dimulai dari bisnis keluarga. Sebelum terjun langsung dalam dunia bisnis, Anda perlu mengambil banyak pelajaran dari perusahaan keluarga terbesar di Indonesia berikut ini. Penasaran perusahaan apa saja itu? Mari simak pembahasan berikut.

Perusahaan Keluarga Terbesar di Indonesia yang Terkenal

Ada banyak sekali perusahaan keluarga besar di Indonesia. Namun, dua perusahaan ini menjadi perusahaan keluarga terbesar yang cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia. Berikut adalah profil singkat dari kedua perusahaan tersebut.

Menurut data Indonesian Institute for Corporate and Directorship (IICD) 2010, “lebih dari 95% bisnis di Indonesia merupakan perusahaan yang dimiliki dan dikendalikan oleh keluarga”.

Bahkan di saat krisis ekonomi tahun 1997/1998, dan 2008, bisnis keluarga di Indonesia terus menunjukkan eksistensinya sebagai penopang sekaligus modal kekuatan dalam pemulihan ekonomi nasional.[1]

1. Djarum

Salah satu perusahaan rokok terkemuka di Indonesia di tahun 1970an ini sempat menjadi pemasok rokok kretek terbesar di dunia. Perusahaan tersebut dimiliki oleh dua saudara, yakni Budi dan Bambang Hartono. Selain memiliki Djarum Group, kedua saudara tersebut juga merupakan salah satu pemegang saham terbesar di salah satu bank swasta terkemuka Indonesia, yaitu Bank Central Asia (BCA).

Sebelum berada di salah satu bagian dari orang terkaya di Indonesia. Budi dan Bambang Hartono tentu pernah mengalami banyak masalah sebelum perusahaannya maju seperti sekarang ini. Dimulai sekitar tahun 1951, ayah dari dua bersaudara ini membeli perusahaan rokok yang tengah sekarat.

Kemudian mereka mencoba memperbaikinya. Setelah diperbaiki, pabrik tersebut akhirnya bisa memberikan hasil yang cukup hingga semakin berkembang. Dikutip dari CNN Indonesia, di tengah berkembangnya pabrik Djarum tersebut, pada tahun 1962 pabrik rokok Djarum milik ayah mereka terbakar hingga tersisa satu pabrik yang ada di Kudus, Jawa Tengah.

Tidak hanya itu, musibah pun kembali menimpa mereka karena tak lama setelah terbakarnya pabrik, ayah mereka meninggal. Meski ditimpa banyak masalah, namun Budi dan Bambang Hartono pantang menyerah hingga akhirnya mampu mengembalikan kejayaan perusahaan rokoknya. Saat ini, perusahaan tersebut telah berkembang pesat dan menjadi salah satu perusahaan keluarga terbesar di Indonesia.[2][3][4]

Baca juga: 5 Contoh Bisnis Keluarga Sukses di Indonesia yang Patut Ditiru

2. Bakrie Group

Daftar perusahaan keluarga terbesar Indonesia selanjutnya adalah Bakrie Group. Perusahaan keluarga ini dirintis oleh Achmad Bakrie yang dulunya berjualan kopi dan berbagai hasil bumi lainnya. Saat merintis bisnis kecilnya, Achmad Bakrie mampu menjual berbagai hasil pertanian lebih mahal kepada orang yang membutuhkan.

Hingga kemudian Bakrie memutuskan untuk merintis bisnis ekspor karet, lada hingga kopi ke Singapura tepat setelah beliau memindahkan usahanya dari Lampung ke Jakarta. Bahkan dikutip dari Techinasia, bisnis Bakrie pun semakin berkembang, bisnis yang dikelolanya tidak hanya berpaku pada bidang agribisnis saja, tetapi juga di bidang lainnya seperti media, telekomunikasi, infrastruktur, minyak dan gas, pertambangan dan konstruksi.

Setelah dirinya wafat, kemudian usaha keluarga tersebut dilanjutkan dan dikelola oleh putra sulungnya, yakni Aburizal Bakrie. Singkat cerita, pada tahun 1997 merupakan masa tersulit yang dialami oleh perusahaan keluarga tersebut. Karena krisis moneter, akhirnya perusahaan tersebut mengalami kebangkrutan yang kemudian membuat keluarga Bakrie kehilangan harta dan warisannya.

Namun, bisnis keluarga Bakrie semakin berkembang hingga saat ini dengan memiliki beberapa perusahaan saat pemberi utang Bakrie Group sepakat membentuk perusahaan khusus yang mengambil alih hingga 80% aset bisnis andalan. Kini, perusahaan tersebut dijalankan dan dipegang oleh anak-anak Aburizal Bakrie. Seperti halnya PT. Bakrie & Brothers Tbk, PT Bumi Resources Tbk dan lain sebagainya. Itu adalah dua contoh dari perusahaan besar yang dikelola keluarga Bakrie hingga saat ini.[3][5]

Seberapa Terkenal Kedua Perusahaan Keluarga Terbesar Itu di Mata Dunia?

Beberapa bisnis milik keluarga di Indonesia umumnya masih memiliki umur yang terbilang muda, khususnya jika dibandingkan dengan negara lainnya yang berada di bagian Barat. Tidak seperti daftar perusahaan keluarga terbesar yang terdapat di Forbes, umumnya daftar tersebut ditempati oleh keluarga asal Eropa atau Amerika Utara yang telah berada di generasi keempat atau bahkan lebih tua.

Perusahaan keluarga terbesar di Indonesia rata-rata masih dijalankan oleh satu generasi pertama atau kedua. Contohnya seperti perusahaan Bakrie Group maupun Djarum, saat ini mereka masih dapat mengendalikan dan memantau perusahaan untuk dijalankan oleh anaknya.

Jika Anda akrab dengan topik bisnis milik keluarga, tentu pernah mendengar pepatah lama bahwa, “generasi pertama membangun bisnis, generasi kedua membuat bisnis sukses, dan yang ketiga menghancurkannya”. Terdapat penelitian tentang bisnis keluarga di Indonesia yang berjudul “Defying the Odds: Building Family Businesses That Last”, menekankan bahwa hanya sekitar 30% bisnis keluarga yang dapat bertahan dari perpindahan generasi pertama ke generasi kedua.

Sedangkan, 9% untuk hasil perusahaan yang bertahan dari transisi generasi kedua ke generasi ketiga. Akan tetapi, kedua perusahaan tersebut masih berkembang pesat hingga saat ini dengan pengelolaan yang baik. Mulai dari pengelolaan SDM (Sumber Daya Manusia), keuangan, produksi dan distribusi dapat terkendali. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai pengelolaan keempat hal tersebut haruslah dimiliki oleh Anda yang ingin bisa mengembangkan bisnis ke arah yang lebih baik.[6]

For any inquiries regarding your company's need

Call us at (021) 29333747
Email your enquiry to executive.assistant@fidelitas.co.id
or Register for your inquiries below:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *