Tentunya, Anda sudah tak asing lagi dengan Sampoerna, Djarum, Bakri Group, atau Ciputra Group bukan? Ya, mereka adalah beberapa perusahaan bisnis keluarga di Indonesia yang terbesar. Keberhasilan mereka dalam mengembangkan bisnis patut ditiru bagi Anda yang juga sedang melakukan hal yang sama.
Namun di sisi lain, tak bisa dipungkiri bahwa kelemahan bisnis keluarga juga tak bisa terhindarkan. Hal ini terbukti dari informasi yang diambil dari website Vistage yang mengatakan bahwa: “Sepertiga dari 100.000 bisnis keluarga yang diturunkan ke generasi berikutnya mengalami kegagalan”.[1]
Tips dan Kunci Sukses Bisnis Keluarga
Meskipun memiliki kelemahan, tetapi hal ini juga tidak menutup kemungkinan bahwa Anda bisa berhasil dalam menjalankan bisnis tersebut. Hal terpenting adalah mengetahui kunci sukses bisnis keluarga supaya dapat menghadapi masalah-masalah yang terjadi kedepannya.
Menurut A. J. Titus dalam website Entrepreneur, ada 5 tips dalam memimpin bisnis keluarga supaya sukses.[2]
1. Kenali Kelebihan Kepemilikan Bisnis Keluarga
Kunci sukses bisnis keluarga adalah dengan mengenali dan memaksimalkan kelebihan yang dimiliki. Salah satu keuntungan menjalankan bisnis bersama anggota keluarga yaitu dapat mengambil keputusan dengan cepat, gesit, dan tepat. Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan hasil terbaik dalam waktu yang singkat, tanpa perlu mengorbankan kualitas.[2]
2. Memperlakukan Anggota Keluarga dengan Adil
Adanya ikatan darah atau perkawinan, terkadang membuat seorang pemimpin dalam bisnis keluarga tidak bisa berlaku adil. Pasalnya, akan selalu ada perasaan untuk lebih mengutamakan anggota keluarganya dibandingkan dengan karyawan lainnya. Tentunya hal tersebut akan memicu kecemburuan antar karyawan.
Untuk itu, usahakan jangan bersikap pilih kasih. Jangan pernah membeda-bedakan gaji, jadwal kerja, atau perlakuan antara anggota keluarga dengan karyawan. Berusahalah untuk selalu menilai dengan objektif. Jangan menetapkan standar lebih tinggi untuk anggota keluarga daripada karyawan lainnya.[3]
3. Memberdayakan Generasi Penerus
Di dalam bisnis keluarga, sikap senioritas juga merupakan salah satu pemicu masalah. Biasanya, orang yang lebih tua merasa lebih berpengalaman sehingga setiap pendapatnya harus didengarkan. Padahal, tak sedikit generasi muda yang juga memiliki potensi untuk dapat mengembangkan perusahaan menjadi lebih maju.
Jika Anda seorang pimpinan bisnis keluarga, sebaiknya Anda juga memberikan kesempatan kepada para generasi muda untuk membuat perubahan yang baik pada perusahaan. Seperti yang dikatakan A. J. Titus bahwa “Jika Anda tidak melakukan perubahan, maka kemajuan tidak akan pernah terjadi”.[2]
4. Membuat Inovasi
Terkadang, terlalu mengandalkan anggota keluarga dalam bisnis membuat Anda terlalu tertutup terhadap ide-ide yang baru dan fresh. Sehingga perusahaan lebih sulit untuk membuat inovasi. Padahal, hal ini sangat penting untuk kemajuan perusahaan.[2]
Untuk mengatasi hal ini, Anda membutuhkan perspektif lain yang lebih kreatif dari orang di luar anggota keluarga. Maka carilah penasihat bisnis atau eksekutif dari luar yang bukan merupakan anggota keluarga. Ini dilakukan untuk mendapatkan pandangan baru sekaligus meningkatkan tata kelola perusahaan Anda.[4]
5. Memisahkan Masalah Bisnis dengan Masalah Keluarga
Salah satu kelemahan bisnis keluarga yang terbesar adalah selalu mencampurkan urusan pekerjaan dengan masalah keluarga. Sebaiknya, cara mempertahankan bisnis keluarga yang tepat yaitu sebesar apapun masalah keluarga, jangan pernah membawanya ke dalam urusan bisnis. Begitu pula sebaliknya.[2]
Baca juga: Peran Kepercayaan dalam Pengendalian Manajemen
Cara Mempertahankan Bisnis Keluarga
Apabila Anda tidak menerapkan beberapa kunci sukses bisnis keluarga di atas. Maka bisa jadi nasib bisnis Anda sama seperti yang terjadi pada salah satu bisnis keluarga di Indonesia yaitu Sinar Mas Group.
Pada kasus ini, Freddy Widjaja, anak dari Eka Tjipta Widjaja, menggugat hak waris kepada lima saudara tirinya dengan total aset sebesar Rp672,62 triliun.[5] Ada beberapa kelemahan bisnis keluarga yang bisa menyebabkan konflik antara anggota keluarga.
- Adanya nepotisme dan hubungan yang tidak baik antara anggota keluarga.
- Generasi muda tidak siap untuk mengambil alih kepemimpinan karena tidak pernah diberi kesempatan untuk membuktikan potensi mereka.
- Tidak bisa mengelola konflik di perusahaan dan keluarga.
- Tidak adanya kekompakan.
Tentunya, Anda tidak mau hal-hal tersebut terjadi bukan? Untuk itu, salah satu cara mempertahankan bisnis keluarga yaitu dengan berkonsultasi seputar bisnis. Dengan pengalaman yang dimiliki, kami bisa membantu dan memberi solusi terhadap masalah bisnis yang sedang Anda hadapi.
Kami senang dapat berbagi tips dan cara untuk memulai bisnis keluarga yang sukses dengan Anda. Kami siap membantu Anda memulai bisnis keluarga yang sukses!