4 Problem Bisnis Keluarga yang Sering Terjadi

4 Problem Bisnis Keluarga yang Sering Terjadi
Ilustrasi: freepik.com

Setiap bisnis yang dijalankan, tentu memiliki tantangan masing-masing yang harus dihadapi, tak terkecuali bisnis keluarga. Bahkan seringkali problem bisnis keluarga yang muncul cenderung lebih berat dibandingkan dengan bisnis pada umumnya. Berdasarkan laporan dari Harvard Business School tahun 2012 dilansir dari Jakarta Globe, sebanyak 70% bisnis keluarga gagal diteruskan kepada generasi kedua.

Sisanya hanya 30% saja yang mampu diwariskan kepada generasi kedua. Sedangkan yang bisa dilanjutkan hingga ke generasi ketiga hanya 13% saja.[1] Angka yang sangat kecil bukan untuk hitungan bisnis keluarga? Kami akan memberikan informasi kegagalan-kegagalan yang sering terjadi pada bisnis keluarga.

Problem Bisnis Keluarga yang Sering Terjadi

Menurut studi yang dilakukan oleh McKenzie dalam tulisannya Grace Nadia Chandra tentang Family Businesses: The Curse of the Third Generation di Jakarta Globe, bisnis keluarga membentuk sekitar 60% sektor swasta dan menyumbang 80% PDB (Produk Domestik Bruto).[1]

Namun, tantangan dan masalah bisnis keluarga juga tak bisa terhindarkan. Berikut beberapa problem bisnis keluarga yang sering terjadi. Penjelasan ini diambil dari blog Money 245 tulisan Doreen Gathoni yang diunggah pada Januari, 2022 lalu.

Terjadi Konflik karena Hak dan Pendapat Individu

Dalam bisnis keluarga, terkadang ada salah satu anggota keluarga yang merasa memiliki hak lebih banyak daripada yang lainnya. Perasaan memiliki hak yang lebih ini dapat memunculkan konflik dan kekacauan. Jika tidak dikelola dengan baik, maka dapat menyebabkan kehancuran bisnis keluarga.

Menerapkan Budaya dan Struktur Informal

Biasanya, bisnis keluarga memiliki budaya dan struktur informal, yaitu tidak adanya pedoman atau aturan yang resmi dan tertulis.[2] Ciri-ciri lainnya yaitu pembentukan perusahaan berdasarkan hubungan pribadi, pimpinan perusahaan ditunjuk secara subyektif, perusahaan beroperasi dengan dipandu oleh norma-norma sosial, dan lain-lain.

Tentunya, hal ini menjadi penyebab timbulnya problem bisnis keluarga, seperti perusahaan sulit bertahan. Selain itu, penerapan budaya dan struktur informal juga membuat perusahaan sulit bertahan, munculnya konflik, kerja yang tidak sistematis, sulit mengontrol anggota, dan lain-lain.[3]

Baca juga: Penyebab dan Contoh Bisnis Keluarga yang Gagal di Indonesia

Mengutamakan Mempekerjakan Anggota Keluarga

Tak jarang, seorang pimpinan bisnis keluarga lebih mengutamakan mempekerjakan anggota keluarganya. Bahkan terkadang, mereka tidak memperhatikan keahlian yang dimiliki oleh calon karyawan dengan posisi yang dibutuhkan. Hal ini dapat menyebabkan performa karyawan tidak maksimal.[2]

Persaingan antar Saudara

Di sebuah perusahaan, wajar saja jika terjadi persaingan antar karyawan. Namun, apa jadinya jika persaingan tersebut terjadi di perusahaan keluarga? Pasti yang terjadi adalah persaingan antar saudara, seperti merasa tidak adil, cemburu, dan lain-lain. Masalah ini tak hanya merusak bisnis saja, tetapi juga hubungan keluarga.[4]

Cara Mengantisipasi Problem Bisnis Keluarga

Siapa yang tak kenal dengan Samsung? Perusahaan terkenal asal Korea ini merupakan salah satu bisnis keluarga. Awalnya, Samsung didirikan oleh Lee Byung-Chull yang merupakan generasi pertama. Kemudian, Lee Byung-Chull meneruskan bisnis tersebut kepada anaknya, yaitu Lee Kun-Hee.

Dibalik kesuksesannya, ternyata Samsung juga mengalami problem bisnis keluarga. Dilansir dari Ekonomi Okezone, problem ini bermula dari Lee Maeng-Hee dan Lee Sook-Hee (saudara kandung dari Lee Kun-Hee) yang menuntut warisan sebesar 4,1 triliun atau setara dengan USD 3,54 miliar.

Mereka beranggapan bahwa sang ayah telah meninggalkan warisan berupa sebagian dari saham untuk mereka berdua. Mereka juga menuduh Lee Kun-Hee telah merebut warisan yang menjadi jatah mereka. Selain itu, mereka meminta seperempat saham chairman Lee Kun-Hee di Samsung Life Insurance.[5]

Problem bisnis keluarga tak hanya dapat menimpa perusahaan besar saja, namun perusahaan menengah dan kecil pun bisa saja mengalaminya. Anda tidak ingin hal ini terjadi pada bisnis keluarga Anda sendiri, bukan?

Untuk itu, salah satu cara mengantisipasinya adalah dengan menggunakan jasa konsultasi bisnis keluarga terpercaya dari Legacy.

Referensi:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *