Implicit Cost: Pengertian, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Implicit Cost: Pengertian, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Dari namanya, implicit cost atau biaya implisit merupakan biaya yang tidak terlihat secara langsung. Dengan kata lain, tidak ada pertukaran nyata dalam hal pembayaran biaya implisit.

Namun, biaya ini memiliki peran yang cukup penting lantaran dapat membantu dalam pengambilan keputusan. Untuk mengetahui bentuk dari biaya implisit, mari simak contoh biaya implisit dan cara menghitungnya berikut ini.

Pengertian Implicit Cost

Merujuk pada pengertian biaya implisit dari Investopedia, “biaya implisit merupakan biaya peluang untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki perusahaan”.[1] Dengan kata lain, biaya ini digunakan untuk operasional bisnis. Contohnya seperti biaya penyusutan aset dan penyusutan peralatan.

Biaya implisit merupakan biaya yang telah dikeluarkan tetapi tidak tercatat langsung sebagai biaya terpisah. Itu artinya, perusahaan mampu mengalokasikan sumber daya bahkan tanpa adanya pertukaran uang tunai (transfer langsung).[2]

Perhitungan biaya implisit sangat penting karena dapat menentukan kesuksesan perusahaan secara keseluruhan, termasuk komponen biaya akuntansi. Karena hal tersebut dapat berpengaruh terhadap laporan keuangan lainnya.

Biaya implisit tidak hanya menghitung sumber daya yang kurang dimanfaatkan, tetapi juga bisa berimplikasi pada kerugian bisnis. Kondisi ini terjadi jika perusahaan memilih sumber daya hanya difokuskan untuk mendapatkan keuntungan saja.

Seperti namanya, biaya ini kerap dinilai sebagai biaya tersirat sehingga mungkin akan sulit dihitung. Pada pencatatan akuntansi pun cukup sering ditemui biaya implisit yang tidak tercatat lantaran transaksinya tidak dilakukan secara langsung. Adapun perbedaan biaya yang tidak dicatat dan biaya yang dicatat dalam sebuah transaksi adalah sebagai berikut.

Perbedaan Biaya Implisit dan Eksplisit

Biaya implisit dengan eksplisit tentu memiliki perbedaan. Untuk mengetahui perbedaan di antara keduanya, simak pembahasan di bawah ini.

1. Definisi

Biaya implisit adalah biaya peluang, sedangkan biaya eksplisit merupakan biaya yang dibayarkan dengan aset berwujud.[3] Itu artinya, biaya implisit lebih sulit diukur sehingga jenis biaya ini lebih subjektif.

2. Cara Transaksi

Biaya implisit tidak melibatkan transaksi tunai secara langsung, sedangkan biaya eksplisit justru sebaliknya. Dengan kata lain, jenis biaya eksplisit tercatat karena transaksi pembayarannya bersifat tunai. Contohnya gaji karyawan dan biaya sewa.

3. Pencatatan Akuntansi

Biaya implisit bukan bagian dari perhitungan laba akuntansi. Namun, biaya implisit ini berkontribusi dalam menentukan laba ekonomi.[4] Hal ini karena jenis biaya implisit merepresentasikan hilangnya pendapatan potensial, bukan keuntungan. Sementara itu, biaya eksplisit mampu menentukan laba akuntansi dan laba ekonomi perusahaan.

Baca juga: Apa itu Payback Period dan Bagaimana Menghitungnya?

Contoh Biaya Implisit

Terdapat beberapa contoh biaya implisit, misalnya ketika Anda mempekerjakan karyawan baru. Biaya eksplisit yang dikeluarkan dapat berupa biaya memasang iklan lowongan pekerjaan. Adapun contoh biaya implisitnya dapat berupa waktu yang dihabiskan pihak human resource untuk mewawancarai pelamar.

Contoh lainnya juga bisa dilihat pada penggunaan gedung dan mesin produksi. Umumnya perhitungan biaya yang dikeluarkan akan masuk ke dalam akun biaya penyusutan gedung dan biaya penyusutan mesin pada catatan akuntansi.

Cara Menghitung Biaya Implisit

Untuk memahami penghitungan biaya implisit, sebaiknya Anda memahami terlebih dahulu laba akuntansi dan laba ekonomi yang dipengaruhi oleh kedua komponen biaya.

Laba akuntansi merupakan pendapatan total dikurangi dengan biaya total. Kemudian hasilnya dikurangi dengan biaya eksplisit. Berbeda dengan laba akuntansi, laba ekonomi melibatkan biaya implisit dan eksplisit.

Perusahaan mungkin memiliki laba akuntansi yang bernilai positif, tetapi belum tentu bisnis tersebut untung.[3] Hal ini dapat terjadi apabila biaya implisit dimasukkan ke dalam rumus perhitungan.

Contoh Perhitungan Laba Akuntansi dan Laba Ekonomi

Laba Akuntansi = Rp2.000.000 (Total Pendapatan) – Rp1.400.000 (Biaya Eksplisit) = Rp600.000
Keuntungan Ekonomi = Rp2.000.000 – Rp1.400.000 – Rp500.000 (Biaya Implisit) = Rp100.000

Berdasarkan contoh tersebut, perhitungan biaya implisit memiliki pengaruh dalam menentukan keuntungan ekonomi perusahaan. Namun bukan berarti biaya implisit merupakan faktor pengurang laba operasional bisnis, karena bisa jadi laba bernilai negatif karena biaya eksplisit yang membengkak.

Meskipun tidak terlihat secara nyata dalam pencatatan, namun biaya implisit atau implicit cost ternyata memiliki pengaruh terhadap perhitungan laba ekonomi. Oleh karena itu, jika Anda ingin meningkatkan laba, maka Anda perlu memperhatikan komponen-komponen biaya pengurangnya, baik implisit maupun eksplisit.

Referensi:
2. ^ Cleartax. "Implicit Cost".
3. ^ Corporate Finance Institute. "Implicit Cost".

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *