Current ratio atau rasio lancar merupakan rasio keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang jangka pendeknya. Rasio ini akan menunjukkan bagaimana perusahaan melakukan manajemen aset secara efisien.
Memahami rasio lancar dapat membantu pihak manajemen untuk mengetahui posisi perusahaan di tengah persaingan industri sejenis. Semakin tinggi hasilnya, maka semakin tinggi pula posisi perusahaan tersebut.
Pengertian Current Ratio
Sebelum menghitung rasio lancar, tentu Anda harus paham terlebih dahulu apa itu current ratio. Current ratio adalah rasio likuiditas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban (utang) jangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu setahun.[1]
Umumnya, rasio lancar perusahaan dalam industri sejenis nilainya hampir sama. Bahkan, jika nilainya sangat rendah, perusahaan dianggap mengalami kesulitan atau gagal bayar. Sementara jika nilainya sangat tinggi dibandingkan rata-rata industri, perusahaan dinilai tidak mampu mengatur asetnya secara efisien.
Dalam perusahaan, umumnya pengelola keuangan merupakan pihak yang aktif menggunakan rasio ini. Melalui rasio lancar, pihak manajemen mendapat gambaran tentang kesejahteraan keuangan bisnisnya. Adapun dari sisi investor, current ratio menjadi pertimbangan dalam keputusan untuk berinvestasi.
Mengapa Perlu Memakai Formula Rasio Lancar?
Rasio lancar termasuk rasio likuiditas yang mengukur seberapa likuid perusahaan terhadap asetnya. Dengan kata lain, rasio ini menilai bagaimana kondisi keuangan perusahaan kaitannya dengan utang yang belum dibayarkan.
Setiap laporan keuangan pasti memuat daftar rasio, termasuk rasio likuiditas ini. Memahami formula rasio lancar sangat penting dalam membantu pengambilan keputusan bagi investor, kreditur, dan pemasok dalam perusahaan. Itu artinya, rasio keuangan ini penting dalam menilai kelangsungan kepentingan bisnis.[2]
Baca juga: Implicit Cost: Pengertian, Contoh, dan Cara Menghitungnya
Cara Menghitung Current Ratio
Rasio ini merupakan perbandingan antara aset lancar dan kewajiban lancar, maka rumus current ratio yaitu sebagai berikut.
Perhitungan rasio lancar memuat dua komponen yaitu aset lancar dan kewajiban lancar.
-
- Aset lancar merupakan sumber daya perusahaan yang dapat dicairkan dalam waktu satu tahun.[3] Adapun contoh aset lancar antara lain kas dan setara kas, surat berharga, piutang usaha, persediaan, dan aset lancar lainnya.
- Kewajiban lancar atau current liabilities merupakan total utang yang harus dibayarkan perusahaan dalam tahun berikutnya. Contohnya seperti utang dagang, utang berjangka, dan kewajiban lancar lainnya.
Setiap perusahaan pasti memiliki seluruh data akun, baik aset lancar maupun kewajiban lancar telah tersedia dalam laporan keuangan. Khusus untuk perusahaan publik, Anda bisa mengaksesnya melalui laman bursa efek.
Namun, untuk perusahaan privat, laporan keuangan bersifat pribadi atau rahasia, sehingga tidak dipublikasikan untuk umum. Cara menghitung current ratio pada laporan keuangan yakni dengan menjumlahkan total aset dan total liabilitas kemudian hasil keduanya dibandingkan. Perhitungan ini akan menghasilkan perbandingan atau rasio.
Contoh Perhitungan Current Ratio
Diketahui total aset lancar sebesar Rp300 juta sedangkan total kewajiban lancar sebesar Rp200 juta. Berdasarkan data tersebut, maka cara menghitung current ratio yang tepat adalah sebagai berikut.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka perusahaan memiliki 1,5 kali lipat aset lancar untuk membayar kewajiban jangka pendeknya. Dengan hasil tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa posisi keuangan perusahaan sudah cukup stabil.
Seperti Apa Current Ratio yang Baik?
Rasio lancar dianggap baik bagi perusahaan jika nilainya tinggi. Karena semakin tinggi rasio lancar, maka perusahaan dianggap mampu untuk membayar berbagai kewajibannya.[1]
Selain itu, perusahaan yang memiliki rasio tinggi biasanya memiliki proporsi aset jangka pendek yang lebih besar daripada utang jangka pendeknya.[1]
Sebagai contoh, perusahaan yang memiliki rasio lancar sebesar 1,00 berarti utang perusahaan yang jatuh tempo dalam waktu setahun memiliki nilai lebih besar dari asetnya. Artinya, perusahaan telah mampu mengelola kas sehingga dapat membayar utang dengan lebih mudah.
Sebaliknya, perusahaan akan dianggap dalam posisi yang mengkhawatirkan dari segi keuangan jika rasio lancarnya kurang dari 1,00. Karena perusahaan tidak memiliki aset lancar yang cukup untuk membayar utang jangka pendeknya. Hal tersebut juga akan berimbas pada perspektif masyarakat, karena perusahaan memiliki manajemen keuangan yang buruk.
Itu dia pembahasan tentang current ratio yang penting Anda pahami agar dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan. Aspek keuangan memang sangat penting dalam bisnis lantaran menentukan pembiayaan untuk kelangsungan perusahaan kedepannya. Oleh karenanya, sebagai pemilik bisnis Anda harus terus belajar.
Kami berupaya meningkatkan pemahaman pemilik bisnis mengenai operasional perusahaan untuk mengatur perusahaan agar lebih siap menghadapi tantangan di masa depan.