Showing posts with the Author: Legacy
Banyak orang yang mengira bahwa menjalankan bisnis bersama anggota keluarga lebih mudah dan menyenangkan karena telah memiliki kedekatan satu sama lain. Nyatanya, menjaga keberlangsungan bisnis keluarga bukanlah perkara yang mudah. Karena sudah banyak studi yang membuktikan bahwa hanya sedikit bisnis keluarga yang bisa bertahan hingga generasi ketiga. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain bisnis kurang inovatif, perbedaan selera antar generasi, kecemburuan sosial, sampai masalah pribadi yang dibawa ke ranah pekerjaan.
“Family matters are not court politics. It can’t be as clear as black and white” yang artinya konflik dalam keluarga tidak seharusnya dicecar secara gamblang. Hanya saja, aturan tersebut tidak berlaku jika sudah berbicara tentang sistem penggajian perusahaan keluarga.
Setiap bisnis yang dijalankan, tentu memiliki tantangan masing-masing yang harus dihadapi, tak terkecuali bisnis keluarga. Bahkan seringkali problem bisnis keluarga yang muncul cenderung lebih berat dibandingkan dengan bisnis pada umumnya.
Berbagai konflik kerap menghantui kebutuhan bisnis keluarga, baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Hubungan keluarga yang awalnya harmonis dan solid bisa saja berujung pecah kongsi karena sesuatu hal.
Seperti yang kita ketahui indonesia merupakan negara yang besar, memiliki sumber daya yang melimpah baik itu dari sektor SDM atau SDA. Selain itu bisnis juga menjadi satu entitas yang tidak diragukan lagi memiliki andil besar dalam perkembangan ekonomi negara ini.
Menurut data statistik 90% bisnis keluarga hancur di tangan generasi kedua atau ketiga. Pertanyaannya, bagaimana bisa sebuah perusahaan yang dirintis seumur hidup hancur ditangan penerusnya sendiri.
Tumbuh dan berkembang merupakan sebuah pencapaian yang harus diperjuangkan terutama bagi sebuah bisnis keluarga dalam rangka memastikan generasi selanjutnya dapat dapat memimpin bisnis kearah pertumbuhan dan keberlanjutan yang sinergis.