Showing posts with the Author: Legacy
Sistem pendanaan dengan sistem patungan yang kini semakin diminati masyarakat, telah mendorong Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menyempurnakan peraturan terkait.
Bertahan lama atau tidaknya perusahaan keluarga tentunya tidak terlepas dari tata kelola perusahaan yang baik. Tata kelola perusahaan di antaranya mencakup, struktur dan proses dalam menentukan arah dan kontrol perusahaan, mengatur hubungan antara berbagai pihak, dan kepentingan lainnya.
Keuangan adalah salah satu aspek penting dalam setiap sektor kehidupan. Dalam sektor bisnis sendiri, keuangan perlu dikelola dengan baik supaya arus kas perusahaan stabil dan terkontrol.
Bisnis yang baik adalah bisnis yang memiliki perencanaan keuangan yang baik dan pendanaan yang tepat. Namun faktanya, membuat perencanaan keuangan usaha memang tidak mudah. Apalagi bagi sebuah bisnis keluarga.
Sebagian orang mengira, menjalankan bisnis keluarga adalah hal yang menguntungkan. Pasalnya, bekerja sama dengan orang yang memiliki kedekatan memang sangat menyenangkan. Padahal, bisnis keluarga justru bisa menjadi malapetaka jika tidak ada aturan yang jelas, apalagi perihal keuangan perusahaan.
Tentunya, Anda sudah tak asing lagi dengan Sampoerna, Djarum, Bakri Group, atau Ciputra Group bukan? Ya, mereka adalah beberapa perusahaan bisnis keluarga di Indonesia yang terbesar. Keberhasilan mereka dalam mengembangkan bisnis patut ditiru bagi Anda yang juga sedang melakukan hal yang sama.
Berdasarkan penelitian yang disampaikan oleh Steve Price, Chief Human Resources Officer Dell Technologies pada tahun 2018, mengungkapkan bahwa “peran kepercayaan dalam pengendalian manajemen sangatlah signifikan”.
Ketika menjalankan sebuah bisnis atau usaha, Anda perlu memperhatikan batasan kontrol manajemen. Pengendalian manajemen itu sendiri dideskripsikan sebagai fungsi yang ditujukan untuk mencapai suatu tujuan atau rencana yang sudah ditetapkan. Dalam prosesnya, dilansir dari The Business Professor, "mengontrol tidak boleh dianggap sebagai hal yang negatif terhadap nilai, sikap, kepribadian, atau emosi individu. Sebaliknya, manajer justru bisa membuat kegiatan karyawan menjadi konsisten dengan pencapaian tujuan organisasi".